Wednesday, October 6, 2010

Day #29 [Fiksi] Buku Cerita Mereka - Tamat

Sudah sebulan semenjak peristiwa itu terjadi. Kebanyakan waktu saya dihabiskan di kamar dengan berusaha sesibuk mungkin. Menulis, bermain gitar, membuat lagu, apapun yang bisa membuat saya tidak memikirkan Adjie. Tapi memang perasaan tidak bisa berbohong, semakin saya berusaha melupakan, semakin saya kangen sama Adjie. Saya pun cape menyindir lewat status FB atau twitter, sepertinya semua juga sudah mulai menyadari bahwa ada apa apa dengan saya. Rata rata mereka bingung sejak kapan saya ada hubungan sama Adjie, tapi nggak sedikit juga yang bilang saya mengada ngada hanya karena saya sakit hati. Masa Bodo deh, sekarang udah males buat ngapa2in.
Rrrrr Rrrrrr Rrrrrr …. Tiba tiba nama itu muncul lagi dalam display HP ku .. DIKA.
“Haloo “
“Mitta … apa kabar ? Masih ingat sama Dika ?”
“Masih lah …” Ujarku. Dan entah mengapa rasa kangen pada Dika pun muncul, kenangan kenangan bersama Dika mendadak menjadi sangat Indah untuk diingat, meski dulu aku tidak menyukainya.
Lalu kita berdua pun terlibat dalam pembicaraan yang menyenangkan. Aneh sekali, dulu Dika nggak pernah terlihat semenarik ini. Dia terkesan sangat acuh dan nggak peduli.Namun pembicaraan kali ini membawa ku seperti mengenal sisi Dika yang lain, yang belum sempat aku mengerti. Iya, karena keegoisanku, dan ketidaksabaranku mengerti dia, aku kehilangan sosok yang saat ini membuat aku merasa lebih bahagia dari kemarin ini. Lalu akupun mulai berpikir ada apa dengan Dika, yang tiba tiba menghubungi aku, apakah dia melihat status ku yang kembali single di FB ? atau kebetulan saja. Apapun deh alasannya, kali ini aku nggak akan ngelepas Dika lagi.
“Mitt, bisa ketemu ? “ Tanya Dika.
“Eh kapan ? “ Tanyaku, masih berusaha pura2 nggak tertarik padahal ini yang kutunggu tunggu.
“Hari ini bisa ? ketemu di luar atau Dika ke rumah ?”
“Umm ke rumah dulu aja, nanti kalo mau keluar kan bisa langsung”
“Hahahah .. dasar, sorry kayaknya nggak bisa lama juga”
“Eh emang buru2 yah, mau kemana ? “ Jual mahal juga neh pikirku.
“Mau langsung jemput, soalnya masih mau keliling”
“Jemput siapa ? Pacaaaarrr yahhhhh “ Goda ku, bisa aja neh si Dika, udah banyak belajar dia.
“hahahah .. bukan pacar Mitt …. Calon Istri” Jawab Dika yang serta merta membuat aku kaget.
“Serius ? “
“Iya Mit, makannya beres kasih undangan ke kamu, aku mau jemput dia, kita masih mau keliling buat nyebarin undangan”
Sungguh aku tidak percaya dengan perkataan Dika barusan, seakan aku dinaikan untuk dijatuhkan. Tuhan, apakah ini balasan nya untuk tidak memperlakukan Dika dengan baik ? Kenapa aku harus mengalami ini Tuhan?
“Cepet banget Dika … baru berapa lama pacarannya?”
“Baru bentar, tapi dia temen aku dari kecil, jadi udah kenal cukup lama “
“Nggak buru buru ?”
“hahahha .. nggak, soalnya aku memang ternyata berjodoh sama dia. Daripada nunggu lama lagi. Langsung aja deh diresmiin .. kamu gimana ama Adjie ? Ternyata aku pernah liat dia maen Theater Di Yogya .. terus …
Suara Dika perlahan memudar di telingaku. Aku sepertinya memang pantas menerima ini. Aku ditemukan oleh Adjie agar aku bisa lebih menghargai laki laki. Dika Contohnya.
Maafkan ke egoisan aku , Tuhan.

No comments:

Post a Comment